Konsep Breathing Wall pada Bangunan Tropis

Breathing Wall pada Bangunan Tropis.

Kondisi geografis di sekitar garis equator  seperti di Indonesia menghendaki adanya pengkondisian udara dan cahaya didalam rumah yang maksimal karena pengaruh iklim dan cuaca. Disaat curah hujan yang tinggi menyebabkan udara cukup lembab dan perlu penanganan khusus sehingga rumah tidak terganggu oleh air hujan. Oleh karena itu biasanya rumah-rumah tropis mempunyai kemiringan atap yang cukup curam untuk mengalirkan air hujan dengan cepat kebawah. Selain itu beberapa rumah juga menggunakan teritisan atap yang cukup lebar untuk mengurangi tampias air hujan ke dalam ruangan.

Sumber : ArchitectureAU

Selain masalah hujan permasalahan sirkulasi udara menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan di rumah tropis. Kondisi udara yang cukup panas di daerah pesisir menuntut rumah di kawasan tersebut harus mempunyai perlubangan pada dinding untuk dapat mengalirkan udara di dalam ruangan menuju ke luar. Salah satu solusinya adalah menggunakan breathing wall.

 

Apa itu breathing wall?

Makna breathing wall tidak dapat diartikan secara harafiah sebagai dinding yang bernafas. Breathing wall adalah satu teknologi yang dapat diterapkan didalam konstruksi dinding sebuah bangunan agar bidang dinding tersebut dapat menyerap panas yang dihasilkan oleh matahari diluar dan dapat mengalirkan udara sejuk kedalam ruangan.

Sumber : ArchitectureAU

 

Material apa saja yang dapat digunakan?

Peggunaan material untuk dinding bernafas dapat beragam, tetapi harus diingat pula bahwa material yang digunakan sebaiknya cukup awet dan harus ramah lingkungan.

  • Penggunaan bata composed dan Roster sebagai breathing wall.

Sumber : Pinterest

 

  • Penggunaan kisi – kisi kayu atau bamboo sebagai breathing wall.

Sumber : Pinterest

 

Penerapan metode breathing wall pada façade dan interior ruangan.

Penerapan metode breathing wall pada dinding juga mengacu pada orientasi bangunan. Untuk kondisi tropis di Indonesia biasanya menghindari arah timur dan barat dikarenakan arah tersebut merupakan arah frontal terhadap sinar matahari, sehingga intensitas panasnya tinggi. Akan tetapi apabila kondisi bangunan tidak memungkinkan untuk merubah arah hadapnya, kita dapat memanfaatkan elemen lansekap seperti tanaman rambat dan pohon peneduh untuk mengurangi panas dari cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan.

Sumber : DsignSomething.

 

Sirkulasi udara dalam ruangan dapat dialirkan melalui lubang-lubang dinding dengan prinsip cross ventilation. Bahan atau materialnya bisa berupa kayu yang disusun berbentuk kisi-kisi atau jalusi/krepyak, roster atau bata composed yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan udara masih dapat mengalir disela-selanya.

 

Façade bangunan dengan penerapan metode breathing wall

Sumber : Pinterest

 

Interior bangunan dengan penerapan metode breathing wall

Sumber : Pinterest

 

Diperlukan kreativitas arsitek untuk memahami karakteristik material dan mengolah bentuk façade bangunan agar menghasilkan karya yang unik sekaligus dapat memaksimalkan fungsi ruang dan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Sekian pembahasan menarik kali ini mengenai breathing wall pada rumah tropis, definisi, jenis material dan cara menerapkan pada fasad atau interior ruangan. Apabila anda ingin memperoleh pembahasan menarik lainnya seputar arsitek atau interior. Silahkan sering datang ke blog di webste kami. Terimakasih, semoga bermanfaat.